TARI TRADISIONAL TOLAKI

Olank Zakaria
Tradisi "Umusa" (Menumbuk Padi) Asal Muasal Tari Dinggu
(Gambar: Koleksi Pribadi)

 

TARI DINGGI atau MODINGGU

Indonesia kaya akan keragaman budaya. Salah satu budaya asli yang dimiliki oleh Suku Tolaki (Mekongga dan Konawe) di Sulawesi Tenggara adalah tradisi tari. Tari dalam masyarakat Tolaki merupakan bentuk ekspresi yang menggambarkan kehidupan masa lalu, seperti patriotisme, penyambutan bangsawan atau tamu penting dan aktivitas bercocok tanam. Di antara berbagai tarian tersebut, terdapat Tari Dinggu atau Modinggu.

Makna dan Latar Belakang

Tari Dinggu adalah tarian tradisional yang mengekspresikan semangat dan rasa syukur masyarakat Tolaki atas panen yang melimpah, khususnya padi ladang (tau hada).

Definisi Dinggu: Dalam bahasa Tolaki Mekongga, Dinggu berarti saling menyentuhkan alu saat menumbuk padi yang dilakukan oleh lebih dari satu orang.

Inti Tarian: Tari Dinggu merupakan gambaran visual dari aktivitas budaya dinggu atau modinggu yang telah diwariskan oleh masyarakat Tolaki (baik Mekongga maupun Konawe) sejak dahulu. Tarian ini menggambarkan kegembiraan dan semangat masyarakat menyambut hasil panen yang melimpah, yang dianggap sebagai berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa (Ombu) setelah melalui ritual permohonan doa.

Perkembangan: Tari Dinggu yang ditampilkan saat ini seringkali telah mengalami perubahan dan kreasi seni kekinian, namun tetap berupaya mempertahankan makna esensial dari tarian tradisional aslinya.


GERAKAN, PENARI, dan PROPERTI TARI

Gerak Tari Dinggu

Gerakan pada Tari Dinggu menggambarkan aktivitas menumbuk padi di lesung menggunakan alu secara bersamaan oleh penari laki-laki maupun perempuan. Gerakan ini harus dilakukan secara energik untuk mencerminkan semangat panen.

  • Tahapan Gerakan: Pertunjukan tarian ini biasanya memiliki beberapa tahapan yang logis:
  • Diawali dengan tahap membawa padi oleh para petani.
  • Dilanjutkan dengan gerakan menaruh padi ke dalam lesung.
  • Puncaknya adalah gerakan menumbuk padi secara serentak.

Perbedaan Gerakan Pria dan Wanita:

Penari Pria: Gerakannya lebih didominasi dengan memainkan alu secara energik dan bersemangat.

Penari Wanita: Gerakannya cenderung pelan dan gemulai, kecuali pada tahap gerakan menumbuk padi yang juga harus dilakukan dengan semangat.

Jumlah Penari

Tari Dinggu ditampilkan oleh beberapa orang, mencerminkan aktivitas modinggu yang dilakukan bersama-sama. Jumlah penari biasanya berkisar antara 10 hingga 20 orang yang terdiri dari pria dan wanita, dan dapat disesuaikan oleh masing-masing kelompok tari.

Kostum dan Alat Tari

Para penari menggunakan kostum yang menyerupai pakaian petani, namun telah dimodifikasi dengan sentuhan kreasi seni agar terlihat lebih indah. Meskipun demikian, kostum tersebut tetap harus memperlihatkan identitas tradisional Suku Tolaki.

Properti Utama: Penari membawa properti tari yang merepresentasikan alat-alat panen dan menumbuk padi, seperti:

  • Alu (atau properti yang menyerupai alu).
  • Lesung (atau properti yang menyerupai lesung).
  • Tampah.

Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

WONUA TOLAKI MEKONGGA

Informasi Terverifikasi mengenai Budaya dan Tradisi Lokal, Bahasa Daerah dan Seputar Sejarah Tolaki Sulawesi Tenggara

Tentang Saya

My photo
BUDAYA ADALAH IDENTITAS DIRI

Ikuti Blog

Recent Posts