![]() |
| Babu Boti Tolaki Mekongga (Gambar: Koleksi Pribadi) |
A. Dari Pakaian Kuno Kinawo menjadi Perisai dan Babu (Baju)
Pakaian adat bukan hanya sehelai kain, melainkan cerminan sejarah, nilai, dan perkembangan peradaban suatu suku. Di tengah kekayaan budaya Sulawesi, Suku Tolaki dari Sulawesi Tenggara menyajikan kisah unik tentang evolusi pakaian adat mereka yang bertransformasi signifikan, dari yang awalnya berbahan alam hingga menjadi busana pernikahan yang megah dan berhias emas
Awal Mula Pakaian Adat: Era Kulit Kayu Kinawo
Jauh sebelum mengenal tekstil modern, masyarakat Tolaki secara tradisional mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan-bahan yang disediakan oleh hutan, yaitu kulit kayu. Berdasarkan literatur, seperti dalam buku Ensiklopedia Seni dan Budaya: Pakaian Nusantara (2016).
Dahulu kala, masyarakat Suku Tolaki menggunakan pakaian yang dikenal dengan nama Kinawo. Kinawo adalah pakaian yang dibuat dari kulit kayu, khususnya kulit kayu dari pohon-pohon tertentu. Proses pembuatannya yang unik mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Metamorfosis Bahan dan Bentuk
Seiring berjalannya waktu dan masuknya pengaruh luar serta perkembangan peradaban, pakaian adat Suku Tolaki pun mengalami perubahan, terutama dari segi bahan. Kulit kayu digantikan oleh kain yang lebih halus dan nyaman, menandai era baru dalam busana tradisional mereka.Perubahan ini melahirkan pakaian adat yang kini paling populer dan sering digunakan dalam upacara adat penting, terutama pernikahan, di wilayah Kabupaten Kolaka disebut "Babu Boti More" untuk wanita dan "Babu Boti Langgai" untuk pria.
B. Keanggunan Busana Pengantin Tolaki
a. Babu Boti More: Pakaian Adat Mempelai Wanita
Babu Boti More merupakan busana yang dikenakan oleh mempelai wanita khususya Tolaki-Mekongga. Pakaian ini memancarkan kemewahan melalui detail hiasan dan perpaduan busana yang serasi.
Komponen Busana:
Lipa Hinoru (atasan), yaitu Baju atasan dengan model bahu yang terputus (seperti model kemben atau kutang).
Rō Mendā (Bawahan), Rok panjang semata kaki dengan warna yang senada atau menyerupai atasan.
Hiasan Emas, Dilengkapi manik-manik berwarna emas dengan motif tradisional Tolaki, seperti pinesowi, pineburu mbaku, dan pinetobo.
Aksesori Pelengkap:
Aksesori dalam Babu Boti memiliki makna dan fungsi estetika yang tinggi, didominasi oleh perhiasan emas atau hiasan berwarna emas:
Telinga: Ikumenda dan Toe Toe (anting-anting panjang).
Leher: Kalung Eno-Eno Sinolo (panjang) dan Kalung Eno-Eno Renggi (pendek).
Lengan/Pergelangan: Bolusu (gelang besar), Pipisu (gelang kecil), dan Poto (gelang permata).
Pinggang: Salupi Ngglolopua (ikat pinggang berbentuk seperti kura-kura).
Tambahan: oLangge (gelang 2 buah, mungkin di pergelangan tangan atau kaki).
Hiasan Kepala dan Riasan
Hiasan kepala berupa sanggul dipercantik dengan berbagai ornamen:
Towe Ndowe: Hiasan sanggul yang panjang terurai.
Towe Ndowe Menggila: Hiasan sanggul sejenis sanggul pinang goyang.
Wunga-wunga atauBunga-bunga: Hiasan sanggul berbentuk bunga kecil yang mengkilat, seringkali berfungsi juga sebagai pengharum alami.
Proses riasan (mekameamea) memiliki tatacara, mulai dari mebada (memakai bedak), metila (menghitamkan kelopak mata dan alis), hingga nibura (noktah pada dahi), menunjukkan betapa detailnya persiapan mempelai wanita.
b. Babu Boti Langgai: Pakaian Adat Mempelai Pria
Babu Boti Langgai adalah busana yang dikenakan oleh mempelai pria. Kesan gagah dan berwibawa ditonjolkan melalui detail hiasan emas dan keris yang diselipkan.
Komponen Busana
Babu Kandiu (Atasan), Atasan berlengan panjang dengan bagian depan terbuka sedikit. Terdapat hiasan emas pada belahan baju, leher, dan lengan.
Solana Ala (Bawahan), Celana panjang yang khas karena memiliki belahan sepanjang 10-15 cm di bagian bawahnya.
Perlengkapan Kebesaran Pria
Perlengkapan yang dikenakan oleh mempelai pria melambangkan status dan kehormatan:
Sulepe, Salupi: Ikat pinggang dari logam berwarna emas yang dihiasi manik-manik.
Pabele: Penutup kepala berbentuk runcing di bagian depan, dihiasi benang emas dan manik-manik, biasanya dibuat dari bahan yang sama dengan pakaian.
Sapu Ndobo Mungai: Sapu tangan berwarna cerah yang disesuaikan dengan warna busana.
Leko: Keris tradisional yang diselipkan pada bagian pinggang, berfungsi sebagai simbol keberanian dan perlindungan.
C. Kesimpulan
Transformasi pakaian adat Suku Tolaki dari bahan kulit kayu Kinawo menjadi busana pernikahan yang indah, Babu Boti More dan Babu Boti Langgai, bukan sekadar perubahan gaya. Ini adalah narasi tentang adaptasi budaya yang berhasil memadukan tradisi leluhur dengan kemajuan zaman, menghasilkan warisan busana yang tak hanya memesona mata, tetapi juga kaya akan makna historis dan filosofis. Pakaian adat ini menjadi pengingat yang hidup akan kekayaan budaya Sulawesi Tenggara khususnya budaya Tolaki.








No comments:
Post a Comment