TRANSFORMASI "KINAWO" PAKAIAN TRADISIONAL TOLAKI KUNO

 

Sketsa Baju Kinawo (Busana Tradisional Tolaki Kuno)
Gambar: Koleksi Pribadi


Warisan Budaya Suku Tolaki, Busana dari Kulit Kayu

Di masa lampau, jauh sebelum dominasi teknologi canggih seperti saat ini, manusia hidup bersinergi penuh dengan alam. Alam menjadi sandaran utama bagi kelangsungan hidup, menyediakan segala kebutuhan esensial mulai dari sumber makanan, perabotan, hingga sandang. Pakaian, sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, memiliki peran yang sangat vital. Selain berfungsi menutupi dan melindungi tubuh dari terik matahari maupun cuaca dingin, pakaian juga menjadi indikator kemajuan kebudayaan suatu peradaban di masa lalu. Lebih dari itu, pakaian juga merepresentasikan identitas suku bangsa pada masyarakat tradisional atau kerajaan kuno.

Pakaian, secara hakikat, dianggap sangat fundamental bagi sebuah kebudayaan, terutama ditinjau dari bahan pembuatnya. Mayoritas pakaian tradisional pada zaman dahulu terbuat dari serat alami seperti katun dan sutra. Namun, ada pula pakaian tradisional yang unik, dibuat dari kulit kayu. Salah satu contoh yang menonjol adalah Kinawo, pakaian adat yang dikenakan oleh masyarakat suku Tolaki di Sulawesi Tenggara.

Proses Pembuatan Kinawo sebagai Kearifan Lokal dalam Setiap Serat

Proses pembuatan Kinawo terbilang masih sangat sederhana dan sepenuhnya mengandalkan teknik tradisional yang diwariskan secara turun-temurun:

Pengambilan Kulit Kayu: Bahan utama Kinawo berasal dari jenis pohon tertentu yang kayunya dikenal kuat dan seratnya lentur, seperti kayu huko, usongi, dalisi, tipulu dan wehuka.

Perebusan dan Perendaman: Kulit kayu yang telah diambil kemudian direbus dan direndam dalam waktu tertentu. Proses ini bertujuan untuk melunakkan serat kulit kayu sehingga lebih mudah diolah dan menghilangkan getah atau zat yang tidak diinginkan.

Pemukulan (Monggawo): Setelah cukup lunak, kulit kayu tersebut dipukul-pukul secara berulang dengan alat khusus hingga seratnya memipih dan melebar, membentuk lembaran kain yang tipis dan kuat. Proses ini dikenal dengan istilah Monggawo, yang secara harfiah berarti "membuat Kinawo (bahan pakaian)". Teknik pemukulan ini memerlukan keahlian dan kesabaran tinggi untuk menghasilkan lembaran kain yang seragam dan berkualitas.

Kinawo, Cerminan Status dan Filosofi

Dalam kreasi pakaian adat dan kelengkapannya, masyarakat Tolaki senantiasa mempertimbangkan kebutuhan, fungsi, tujuan penggunaan, kelompok usia, bahkan status sosial dari pemakainya. Kinawo tidak hanya sekadar penutup tubuh, melainkan juga sebuah media ekspresi budaya dan penanda identitas. Tidak heran bila pakaian adat yang dikenakan oleh masyarakat Tolaki pada masa terdahulu disebut-sebut sebagai dasar yang menjadi inspirasi bagi model atau bentuk pakaian pada masa-masa selanjutnya, terutama dalam menciptakan model baju wanita hingga saat ini. Keindahan dan kesederhanaan Kinawo adalah bukti nyata kekayaan budaya dan kearifan lokal suku Tolaki dalam memanfaatkan alam.

Transformasi Fungsi menjadi Tameng di Medan Perang

Namun, seiring waktu dan perkembangan budaya, bahan Kinawo yang terkenal kuat, ringan, dan lentur ini mengalami pergeseran fungsi yang signifikan khususnya dalam konteks peperangan.

Dalam sejarah Suku Tolaki, fleksibilitas dan ketahanan kulit kayu yang digunakan untuk Kinawo menjadikannya material ideal untuk perlindungan. Serat kulit kayu yang tebal dan padat memiliki kemampuan untuk menahan sayatan senjata tajam sederhana. Oleh karena itu, Kinawo kemudian diadaptasi dan diproduksi khusus sebagai tameng (perisai) para prajurit.

Tameng Kinawo menjadi bagian penting dari pertahanan diri di medan pertempuran. Perubahan ini menunjukkan bagaimana sebuah warisan budaya, yang awalnya berfungsi sebagai penutup tubuh, dapat bertransformasi menjadi simbol ketahanan dan alat pertahanan yang vital, menjaga keselamatan para pejuang dari gempuran musuh.


Oleh: Olank Zakaria
(Sumber: Manusia dari Antah Berantah)

Catatan: Berikan ulasan, kritik dan saran pada kolom komentar agar bersama dapat mengembangkan budaya Tolaki secara kostruktif dan komprehensif


Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

WONUA TOLAKI MEKONGGA

Informasi Terverifikasi mengenai Budaya dan Tradisi Lokal, Bahasa Daerah dan Seputar Sejarah Tolaki Sulawesi Tenggara

Tentang Saya

My photo
BUDAYA ADALAH IDENTITAS DIRI

Ikuti Blog

Recent Posts