PRAJURIT KERAJAAN DAN KSATRIA DI MEKONGGA

Prajurit Tamalaki
Prajurit Kerajaan Mekongga menggunakan salah satu senjata khas tradisional sejenis tombak atau lembing oleh Suku Tolaki-Mekongga disebut Karada

Tomekonka-Krieger in Kolaka

"Reise von derMingkoka-Bai nacbKendari, Südost-Celebes"

Die Schilde der Tome-konka sowohl, alsder weiter  ostwärts wohnendenStämme bis zur Kendari-Bai hin, sind von etwas anderer Art, als wir sie bisher in Celebes ge-sehen. Sie bestehen aus Holz, sind 1,20 m hoch, etwa 20 cm breit und zeigen in der Mitte einen vor-springenden Buckel oder Kegel. Der Schildrand ist ringsum mit büschelweise  angeordneten  Menschen-haaren besetzt ; auch der Buckel trägt häufig ein solches Haarbüschel.

Als Panzer sahen wir in Kolaka blos die uns vom Norden der Halbinsel schon bekannten,  aus Gn et um fasern gefloch-tcnen, ärmellosen Jacken, wie auch der Tomekonka-Krieger auf dem beigegebenen, nach einer Photographie hergestellten Bilde eine tragt. Mützen, aus Rotang  geflochten, vollenden die Aus-rüstung.

Die photographische Arbeit ging hier im allgemeinen ohne große Schwierigkeit vor sich. Ein einziges Mal, bei Aufnahme eines Gruppenbildes, begann einer erst wie zum Scherz den Kriegs-tanz zu tanzen, wobei er sich aber mehr und mehr aufregte und zuletzt drohend gegen unsere zuschauenden Leute vorging, so daß wir sie schleunigst wegbefehlen mußten, worauf er sich nach und nach wieder beruhigte, eine Zeitlang noch schwer keuchend.

Sumber: Reisen in Celebes - Erster Band, 1905 

Prajurit ToMekongga di Kolaka 

"Perjalanan dari Mekongga ke Kendari, Sulawesi Tenggara"

Perisai orang-orang ToMekongga, serta suku-suku yang tinggal lebih jauh ke timur hingga Teluk Kendari, sedikit berbeda jenisnya dengan yang selama ini kita lihat di Celebes (Sulawesi). Perisai tersebut terbuat dari kayu, setinggi 1,20 m, lebar sekitar 20 cm, dan memperlihatkan tonjolan yang menonjol atau kerucut di bagian tengah. Tepi perisai dihiasi di sekelilingnya dengan rambut manusia yang disusun berumbai; tonjolan tersebut juga sering dihiasi jumbai rambut semacam itu.

Sebagai baju zirah, di Kolaka kami hanya melihat jaket tak berlengan yang sudah kami kenal dari semenanjung utara Sulawesi, yang dianyam dari serat Gnetum (melinjo), seperti yang juga dikenakan oleh prajurit ToMekongga pada gambar dari foto diatas. Topi yang dianyam dari rotan melengkapi perlengkapan mereka.

Secara umum, pekerjaan fotografi di sini berlangsung tanpa kesulitan besar. Hanya sekali, saat mengambil foto beberapa orang, salah seorang (prajurit) mulai melakukan tari perang seolah-olah hanya bercanda, namun ia menjadi semakin marah dan akhirnya maju mengancam orang-orang kami yang menonton, sehingga kami harus segera memerintahkan mereka untuk menyingkir, yang setelah itu ia berangsur-angsur menjadi tenang kembali, meskipun masih terengah-engah untuk sementara waktu.


Catatan Tambahan:

  • Celebes adalah nama lama untuk pulau Sulawesi.
  • Gnetum merujuk pada pohon melinjo (serat dari kulit batangnya digunakan untuk membuat tali/anyaman). Melinjo dalam bahasa Tolaki disebut Huko atau Pohon Huko daunnya (tawa huko) dapat dijadikan sayur.

 
Tari Perang Umoara
Tari Perang Umo'ara Tolaki-Mekongga

Golongan Ksatria ToMekongga

Awal terbentuknya pasukan kerajaan Mekongga tidak diketahui secara pasti. Dalam catatan sejarah baik berupa naskah tertulis maupun melalui tradisi pengisahan tidak ditemukan satu pun petunjuk mengenai hal tersebut. Begitu pula halnya melalui pendekatan sejarah peradaban suku-suku yang ada di pulau Sulawesi tidak satu pun memiliki sejarah awal mula terbentuknya pasukan kerajaan.

Kehadiran dan keterlibatan pasukan kerajaan hanya diperoleh dari peristiwa dan kejadian sejarah masa lampau oleh suku Tolaki disebut "mongaé". Mongaé atau mengayau adalah perang atau peperangan disertai pemenggalan kepala musuh. Peristiwa mongaé tersebut diperoleh dari kisah peperangan antar kelompok suku-suku yang ada di Sulawesi tenggara dan antar kerajaan. Peristiwa peperangan suku Tolaki telah dilakukan sejak masa awal migrasi terhadap kelompok suku-suku yang telah mendiami dataran ini sebelumnya, antara lain: ToKia (ToKea), ToAere dan ToMoronene.

Orang Tokea di Sulawesi
Gambar Orang Tokéa Dewasa dan Anak-anak

Pasukan kerajaan dalam struktur kerajaan Mekongga juga tidak dijelaskan secara gamblang mengenai unsur-unsur dan pimpinan yang terdapat dalam pasukan kerajaan tersebut, kendati demikian dalam strata sosial suku Tolaki dikenal dua golongan masyarakat sebagai pelindung kerajaan yaitu Tadu dan Tamalaki.

Tadu adalah golongan ksatria yaitu golongan orang-orang yang terdiri dari orang-orang tua atau sesepuh yang memiliki kesaktian dan mahir beladiri disebut kondau yaitu bela diri tradisional sejenis silat. Setiap tadu sering juga disebut "langgai gēgē" atau laki-laki yang disegani karena memiliki kesaktian dan ilmu kanuragan mumpuni. Sedangkan Tamalaki adalah golongan ksatria yang dikenal sebagai prajurit kerajaan, kebanyakan dari mereka terdiri dari pemuda-pemuda yang telah berikrar untuk mengorbankan hidupnya demi kepentingan kerajaan.

Oleh: Olank Zakaria
Gambar & Foto : Koleksi Pribadi (DILARANG mengambil tanpa izin dari pemilik)
Share:

1 comment:

Popular Posts

WONUA TOLAKI MEKONGGA

Informasi Terverifikasi mengenai Budaya dan Tradisi Lokal, Bahasa Daerah dan Seputar Sejarah Tolaki Sulawesi Tenggara

Tentang Saya

My photo
BUDAYA ADALAH IDENTITAS DIRI

Ikuti Blog

Recent Posts