ATENSI PEMILIH PASCA DEBAT PUBLIK
KANDIDAT PASLON BUPATI KOLAKA 2018 - 2023
Pada tahap awal pencalonan Paslon Bupati Petahana Ahmad Safei-Jayadin yang didukung sebanyak 10 parpol meyakini perolehan suara mereka pada pemungutan suara Pilkada Kolaka tahun 2018 mencapai 80 persen.
Keyakinan memenangkan Pilkada mendatang didasari hasil survei yang menempatkan pasangan bertajuk "SMS Tetap Berjaya" pada posisi unggul hingga lebih dari 80 persen berbanding 12 persen di pihak rivalnya Asmani-Syahrul bertagar "BERANI" yang hanya diusung oleh dua Parpol yakni partai Golkar dan PKS (hasil survei per Januari 2018).
Akan tetapi, dalam ranah politik yang tidak absolut dan permanent segala kemungkinan dapat terjadi secara drastis seiring waktu dan perilaku kandidat Paslon serta strategi team suksesi dalam bersikap dan melakukan pendekatan-pendekatan melaui program dan dialogis kepada masyarakat.
Akan tetapi, dalam ranah politik yang tidak absolut dan permanent segala kemungkinan dapat terjadi secara drastis seiring waktu dan perilaku kandidat Paslon serta strategi team suksesi dalam bersikap dan melakukan pendekatan-pendekatan melaui program dan dialogis kepada masyarakat.
Hasil poling yang dilakukan Lembaga Wonua Indonesia (LWI) pasca Debat Publik Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kolaka Periode 2018-2023 yang berlangsung di Hotel Sultan Raja, senin 7 mei 2018 telah mempengaruhi sikap pemilih berdasarkan data partisipatif warga masyarakat (petani, nelayan dan pedagang) di 12 kecamatan yang ada diwilayah kabupaten Kolaka menurut atensi masyarakat terhadap kandidat calon Bupati Kolaka.
Atensi Pemilih Berdasarkan Profesi Sosial
Pemilihan sampling kepada masyarakat (petani, nelayan dan pedagang) selaku obyek responden disebabkan mereka adalah bagian dari pemilih kategori tradisional (traditional voters) dan golongan pemilih tersebut sangat kuat berpegang pada beberapa variabel antara lain;
- Ideologi,
- Kedekatan sosial,
- Asal-usul,
- Agama dan lain-lain.
Mereka ini dianggap sebagai parameter utama dengan jumlah mayoritas dibandingkan dengan kategori pemilih lainnya yang berada di kabupaten Kolaka.
Akan tetapi, berdasarkan tingkat partisipatif masyarakat pemilih tradisional, mereka memilih berdasarkan; pertimbangan janji (program) politik sebelumnya baik yang terealisasi maupun tidak terealisasi (15,9%), dampak program pemerintah yang dirasakan langsung oleh masyarakat (17,3%), ketenaga kerjaan (19,8%), sentimen terhadap kebijakan baik yang merugikan maupun yang menguntungkan masyarakat khususnya petani dan nelayan (20,2%) dan beberapa faktor lainnya diantaranya memilih berdasarkan kedekatan sosial dan kekeluargaan dan lain-kain (26,8%).
Perolehan data partisipatif tersebut berdasarkan tingkat kesesuaian data wajib pilih hasil laporan coklit sesuai tahapan yang dilaksanakan pada 20 Januari sampai 18 Februari 2018 bukan hasil pleno PPK. Untuk sementara sebanyak 151.665 orang wajib pilih, turun sedikit dari data Pilpres hasil sinkronisasi DPT Pilpres 167.861 orang wajib pilih.
Turunnya wajib pilih tersebut dikarenakan sebanyak 14.665 sudah tidak memenuhi syarat antara lain; karena meninggal dunia, pindah tempat tinggal, pemilih ganda dan lain sebagainya. Ada juga penambahan pemilih baru atau pemula yaitu 16.170 orang.
Sampel yang dipilih menggunakan metode multistage random dengan tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan kajian data dan sampling informasi masyarakat, tingkat elektabilitas dukungan tertinggi berada pada pasangan Asmani-Syahrul yaitu sebesar 50,4% dan pasangan Safei-Jayadin berada pada angka 48,8% sedangkan partisan yang tidak menjawab sebanyak 0,8%.
Menurut analisa data yang dirilis pada 9 Mei 2018 dari 12 wilayah kecamatan yang ada di kabupaten Kolaka, sebanyak 8 (delapan) kecamatan dipastikan dimenangkan oleh Pasangan Asmani-Syahrul.
Oleh: Olank Zakaria (Execitive Litbang LWI)
Sumber Data:
Lembaga Wonua Indonesia (LWI) ©2018